Apakah Kamu Memiliki Waktu untuk Bersabar?
Kalangan Sendiri

Apakah Kamu Memiliki Waktu untuk Bersabar?

Claudia Jessica Official Writer
      3632

Amsal 14:29

"Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan"

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 63; Markus 7; Bilangan 9-10

Aku duduk di sana, membaca Alkitab, dan mencoba untuk tetap diam. Apa yang harus kulakukan setelahnya memenuhi pikiranku dan aku segera membacanya. Aku mengintip ke depan untuk melihat berapa panjang pasal yang akan saya baca ini. Ada 35 ayat lagi? Ugh. Aku memiliki banyak hal yang harus kulakukan, dan aku harus membaca pasal selanjutnya setelah ini.

Renungan pagiku adalah yang pertama kulakukan (setelah aku membuat secangkir teh dan mengupas pisang). Aku membaca seluruh Alkitab setiap tahun dan pada pagi hari aku membaca Keluaran 31-33, aku bergegas untuk menyelesaikannya.

Aku harus melakukan treadmill, mencuci pakaian, berlari ke toko, bertemu dengan mitra pertanggungjawabanku untuk makan siang, mencari tahu apa yang harus kubuat untuk makan malam dan mendapatkan semua bahannya, dan memasaknya. Rencanaku terus berjalan.

Dalam pasal-pasal yang saya baca, kisah orang Israel yang menggerutu di Gunung Sinai menuduh saya.

Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia." (Keluaran 32:1) (TB)

Kemudian aku tersadar, ketidaksabaran orang-orang saat di Sinai sama sepertiku. Aku duduk di hadapan Tuhan menggerutu dan bersikeras. Berhala harianku adalah memeriksa daftar barang-barangku dan melewatkan waktuku yang berharga bersama-Nya.

Saat menyadari itu, aku berhenti sejenak untuk mengakui dosaku dan meminta pengampunan Tuhan atas sikapku yang terburu-buru. Dan aku meminta Dia untuk membuka mataku terhadap semua yang Dia ingin katakan atasku dan mengajariku melalui Firman-Nya.

Tidak ada gunanya bersikap tidak sabar dengan Tuhan. Setiap kali kita mencoba untuk mempercepat tindakan atau reaksi-Nya atau reaksi kita, kita mengejar dewa-dewa lain, berhala lainnya utnuk membuat diri kita merasa lebih baik tentang siapa kita.

Jadi, walaupun kita mengetahui tentang Tuhan, terkadang kita tetap kaku, sama seperti orang Israel pada masa mereka di padang belantara. Namun Tuhan menjawab permohonan pendoa syafaat mereka, Musa, dan tidak membinasakan mereka semua. Dia menyelamatkan beberapa. Kemuliaan dan janji-Nya ditunjukkan, bahkan melalui dosa ketidaksetiaan mereka.

Pagi itu, aku membuat diriku sendikit lambat dan melihat dengan hati-hati bagaimana Tuhan menyingkapkan dosa besar orang Israel. Orang-orang mengira bahwa Musa telah melupakan mereka, dan bahwa penundaan itu menyebabkan mereka membuat berhala mereka sendiri untuk disembah.

Mereka mengetahui dia bersama Tuhan di gunung, tapi mereka menginginkan Musa, pemimpin mereka yang kelihatan, dan mereka menginginkannya segera. Apakah mereka begitu cepat melupakan apa yang telah dilakukan Allah? Apakah mereka menjadikan Musa sebagai berhala mereka?

Tuhan menyelamatkan mereka dari kuk perbudakan Mesir mereka, dan setelah tiga bulan di padang belantara (aman dari penindas mereka), mereka bersungut-sungut kepada Musa tentang meninggalkan Mesir dan sumber dayanya ("Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.") Bilangan 11:5.

Tuhan baru saja memberi mereka perintah-perintah-Nya secara terperinci dan menjanjikan mereka penaklukan masa depan mereka atas Kanaan, Tanah Perjanjian. Mereka tidak tahu atau datang untuk mengerti ujian iman mereka. Mereka tidak tahu bahwa waktu mereka untuk berkeliaran adalah 40 tahun — 40 tahun menggerutu tak sabar.

Puji Tuhan Musa menjadi perantara bagi mereka, meskipun tidak semuanya selamat. Sebenarnya, semua yang meninggalkan Mesir berusia 20 tahun ke atas, kecuali Yosua dan Kaleb, binasa sebelum mencapai Tanah Perjanjian.

Yosua dan Kaleb menunjukkan iman kepada Tuhan dan mempercayai janji-Nya untuk memimpin mereka dalam menyalip penduduk negeri yang akan mereka tinggali. Tuhan membalas kesetiaan Yosua dan Kaleb yang sabar, tetapi untuk orang yang tidak setia, Ia berkata, "Tetapi mengenai kamu, bangkai-bangkaimu akan berhantaran di padang gurun ini," (Bilangan 14:32).

Ketika aku membaca ulang bagian-bagian itu, aku berterima kasih kepada Tuhan karena memperlambat langkaku. Dia memberiku kesempatan untuk merenung dan belajar. Jika Yosua dan Kaleb mendapatkan hadiah sebesar itu atas kesabaran mereka selama ujian 40 tahun Israel di padang belantara, bagaimana mungkin 40 menit membaca tidak menguntungkan saya?

Ikuti Kami